Our Philosophy
Sejarah Dan Warisan Taru Martani 1918
Sejarah perusahaan cerutu Taru Martani dimulai tahun 1918 saat seorang produsen cerutu dari Belanda mendirikan perusahaan cerutu perseorangan di Yogyakarta. Lokasi awal perusahaan itu berada di daerah Bulu, pinggir jalan Magelang Yogyakarta. Pada tahun 1921 Lokasi dipindahkan ke Baciro, dijalan Argolubang No.2 A Yogyakarta.Pada tahun yang sama usaha itu diubah menjadi perseroan terbatas bernama N.V.Negresco.
Seiring dengan pendudukan Jepang di Indonesia tahun 1942, N.V.Negresco diambil alih oleh Pemerintah Jepang dan berganti nama menjadi “ Jawa Tobbaco Kojo “. Produksi mulai meluas tidak hanya cerutu bermerek “ Momo Taro “ tetapi juga rokook putih bermerek “Mizuho” dan “ Koa”. Pemerintah Jepang mendatangkan mesin-mesin produksi rokok putih dari B.A.T Cirebon.
Saat Pemerintahan Jepang jatuh tahun 1945, Jawa Tobbaco Kojo diambil alih oleh Pemerintah RI.Sri Sultan Hamengku Buwono IX menganti nama perusahaan menjadi “ Taru Martani” yang bearti “Daun yang Menghidupi”. Produksinya meliputi Cerutu bermerek “Daulat” dan rokok putih bermerek “Abadi”. Jumlah karyawannya saat itu mencapai 2.000 orang.
Sayangnya pada tahun 1949 perusahaan ini di ambil alih kembali oleh N.V.Negresco. Mesin-mesin rokok putih dikembalikan ke B.A.T. Cirebon. Perusahaan ini mengalami kemunduran karena N.V.Negresco belum dapat aktif memproduksi cerutu sampai tahun 1951.
Pada tahun 1952, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Bank Industri Negara Jakarta mengambil inisiatif untuk menghidupkan kembali perusahaan tersebut dengan mendirikan PT. Taru Martani. Directur pertamanya adalah Profesor Mr. Kertanegara (1952-1957) yang dibantu oleh tenaga ahli dari belanda Habraken. Pada awalnya mereka memproduksi cerutu merek seri Senator, Mundi Victor, Elcomercia dan Cigarillos.Juga diproduksi kerta sigaret dengan merek Cheveaux Blancs.
Kemudian pada perkembangannya (1957) mereka mulai memproduksi rokok kretek bermerek “Roro Mendut” dan “Roro Jongrang” serta tembakau shag lokal.
Sehubung dengan aksi Irian Barat yang terjadi tahun 1960, semua perusahaan Belanda diambil alih oleh Pemerintah RI. Karena PT. Taru Mrtani belum dibayar lunas maka statusnya masih menjadi milik Belanda. Perusahaan ini kemudian dinasionalisasi dan dimasukkan kedalam Deparatemen Perindustrian Rakyat (PNPR) Bujana Yasa dengan nama : Pabrik Cerutu dan Tembakau Shag Taru Martani.
Pada Tahun 1966 perusahaan itu kembali diserahkan kepada Pemerintah Daerah Yogyakarta dan statusnya diubah menjadi Perusahaan Daerah (PD).
Untuk melebarkan sayap pada tahun 1972, pemerintah DIY bekerjasama dengan perusahaan Belanda, Douwe Egberts Taba ksimaatchappij BV di Utrecht, Holland agar dapat mengekspor cerutu ke Belanda. Mereka membentuk perusahaan patungan “PT.Taru Martani Baru” yang produksinya meliputi cerutu bermerek seri Senator, Mundi Victor, Adipati, Ramayana, dan Pather. Mulai tahun 1973 juga diproduksi tembakau shag bermerek Van Nelle, Countryman dan White Ox.
Dengan lahirnya perusahaan patungan dengan harapan PT.Taru Martani Baru dapat berkembang lebih pesat, tetapi kenyataanya tidak seperti yang diharapkan perusahaan.
Selam 14 tahun (1972 – 1986) perusahaan belum mendapatkan laba dan sebaliknya terus merugi. Melihat kondisi tersebut pada tahun 1986 pihak Douwe Egberts Tabaksmaatchappij BV Holland menarik diri dari perusahaan.
Mulai Juli 1986 PT.Taru Martani Baru kembali menjadi Perusahaan Daerah (PD). Melihat kondisi keuangan perusahaan yang sangat kritis, Pemerintah Daerah mencarikan pinjaman uang ke beberapa bank . Akhirnya diperoleh pinjaman sebesar 700 juta rupiah dari Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo).
Setelah mendapat suntikan dana, perkembangan PD Taru Martani cukup menggembirakan, bahkan pada tahun 1989 mulai dapat mengekspor produknya ke mancanegara yaitu Belanda, Belgia, dan Jerman serta Amerika Serikat.Saat ini dengan kondisi perusahaan yang terus berkembang PD Taru Martani sudah mulai merambah pasar Perancis, Republik Ceko, Taiwan dan Australia serta ASEAN.
Our Mission
Taru Martani is motivated to become the driving force of a profit oriented economy through commercial actions to contribute in the making of revenue for the (local) goverment and shareholders while nurturing the stakeholders’ benefits.
___________________________________________________________________________________
Misi Taru Martani adalah mendorong terbentuknya fungsi dan peran Perusahaan sebagai Lokomotif Ekonomi yang berorientasi pada laba (profit oriented) dengan bertindak secara komersial dengan tujuan memberikan kontribusi Pendapat Asli Daerah – PAD sebesar-besarnya pada pemegang saham, dan sekaligus berorientasi pula pada peningkatan kemaslahatan (benefit oriented) bagi para ” Stake Holder “.